Saturday, April 18, 2009

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4).
• Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki (1,4).
• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).


PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.


ETIOLOGI

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan didaerah fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan letak sungsang seperti malformasi CNS, massa dileher, aneuploidi.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak.


Teknik ekstraksi kaki

Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari kaki depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang dikuar mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan janin ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.
-----
artikel ini saya ambil dari berbagai literatur obstetri dan ginekologi. saya unggah ke dalam blog untuk membantu peserta didik yang perlu banget artikel sungsang letak kaki. artikel ini tidak merangkum persalinan letak sungsang secara keseluruhan. hanya bagian-bagian yang diperlukan saja yang saya unggah. lain kali saya akan buat yang lebih lengkap tentang persalinan sungsang tanpa pengecualian.
harap maklum.




Friday, April 17, 2009

Menjadi pembimbing, pantas atau tidak??

bulan-bulan sekarang ini di institusi akademi khususnya kebidanan pasti sedang disibukkan dengan persiapan Ujian Akhir Program (UAP) dan Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang keduanya merupakan bagian dari syarat mutlak untuk bisa mendapat gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb) nantinya.saya tertarik sekaligus merasa dilema dengan keadaaan sebagian besar institusi kebidanan [yang saya ketahui], yang melaksanakan UAP dan KTI yang dimata saya kurang memperhatikan proses safeguard the standard of quality.
Institusi Kebidanan dalam hal ini Penyelenggara Pendidikan Kebidanan merupakan produsen dari terbentuknya produk-produk yang diharapkan berkualitas. Produk disini tidak lain tidak bukan adalah bidan itu sendiri. Dalam UAP atau KTI tentunya membutuhkan pembimbing dan penguji yang harusnya memiliki kompetensi di bidang kebidanan. Kompetensi tersebut bisa dilihat dari tingkat pendidikan atau pengalaman kerja. tentunya dengan kriteria pendidikan yang minimal 1 tingkat diatas produk yang akan dihasilkan. jika institusi tersebut akan menghasilkan Ahli Madya Kebidanan maka minimal pembimbing dan penguji harus S1, boleh sarjana2 kesehatan yang lain atau lebih baik lagi sarjana kebidanan. sedangkan untuk institusi yang masih "hijau" yang baru pertama kali menyelenggarakan UAP dan KTI harus mengundang penguji nasional yang sudah mempunyai SK atau sejenis sertifikat sebagai penguji nasional. Bisa dari lahan praktik, Dinas yang terkait atau dari institusi lain yang sudah "mapan". Sayangnya terkadang hal ini menjadi hal yang ditakutkan oleh penyelenggara pendidikan itu sendiri. karena dengan begitu kemungkinan besar penguji2 tamu tersebut akan melakukan penilaian seobjektif mungkin sesuai dengan standard of quality tadi. Mereka akan menilai dengan secermat-cermatnya dan sejeli-jelinya. Hal ini_oleh para penyelenggara pendidikan dipandang akan merugikan mahasiswa dan tentunya "ranking" bagi institusinya tersebut. karena dengan kondisi ujian yang seperti itu, besar kemungkinan akan ada banyak mahasiswa yang terhambat lulus [kecuali persiapan dan pemantapan materi terhadap mahasiswa telah dilakukan dengan baik dan benar]. Hal itu sudah pasti akan mempengaruhi nilai akreditasi bagi institusi itu sendiri. Maka dari itu, penyelenggara pendidikan seringkali membuat kebijakan untuk tetap memanfaatkan tenaga dari dalam institusi dan koleganya untuk mennjadi penguji, meskipun terkesan "jeruk makan keruk" asalkan telah menempuh pengalaman kerja minimal 2 tahun [yang ternyata juga sering dikamuflase]. Sungguh disayangkan sebenarnya. Kemudian yang menjadi pertanyaan. Apakah hal itu menguntungkan atau merugikan peserta didik?Peserta didik tentunya bisa saja lulus dengan mudah dengan penilaian yang subjektif dari penguji. Tapi apakah mereka lulus dengan kualitas yang baik? Itu yang seharusnya menjadi fokus kita. Mendirikan institusi pendidikan bukan hanya berlatar belakang karena motif ekonomi dan bisnis serta mengejar kuantitas. Lebih dari itu, mendirikan institusi pendidikan merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing. Yang nantinya akan menjadi sumber daya yang berguna bagi agamanya, masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, alangkah lebih baiknya jika kita bisa berbenah memperbaiki sistim yang agak menyimpang dan membuka diri untuk berani mengatakan "ya, saya akan perbaiki."

dosen sama dengan sahabat

mahasiswa saya satu ini memang berbeda dengan mahasiswa saya yang lain. bukan mengecilkan arti yang lain, tetapi anak ini memang beda. maksud saya karakternya yang lemah membutuhkan perhatian lebih dibandingkan anak-anak yang lain.anak ini bertempramen kuat [kalau tidak mau disebut keras kepala], sering emosional dan tidak bisa mengendalikan emosinya itu [kalau tidak mau disebut cengeng], kurang fokus, childish, kurang peka terhadap lingkungan sosialnya, cuek, mungkin juga introvert. ada bagian dari dirinya yang mungkin bagi kebanyakan orang disekelilingnya menjadi sumber ketidaknyamanan. ya sikap cuek dan acuhnya tadi. dari sudut pandang saya yang mencoba melihat dari berbagai sisi, saya berkesimpulan mereka bisa berfikiran seperti itu karena mereka [orang-orang itu] memang tidak mengenal dia secara utuh_maksud saya mahasiswa saya itu.tadi dia benar-benar frustasi dengan KHS semester II dan III nya. hasilnya memang sangat tidak memuaskan. ada 3 mata kuliah yang mendapat nilai D dan dua mata kuliah yang mendapat E. itu berarti 5 mata kuliah dia harus mengulang tahun ini, dan 2 diantaranya harus mengikuti proses perkuliahan untuk mendapatkan nilai dari absensi. sementara dia juga berkewajiban mengikuti perkuliahan semester IV. kalau air matanya bisa saya tampung mungkin saya bisa mengumpulkan 1 ember besar air matanya itu [lebay...]. dengan segenap kemampuan dasar psikologi yang saya dapat dari bangku kuliah dan sedikit improvisasi yang saya pelajari secara otodidak, saya berusaha menenangkan. membantu menguraikan benang kusut yang ada di didirinya. saya menganalis keadaannya yang sedikit banyak sudah saya ketahui dari beberapa kali curhatnya. memasuki usia remaja memang banyak kondisi yang sangat complicated. mulai dari masalah pribadi, sosial sampai masalah dalam pemilihan karir. masalah pribadi sendiri banyak contoh kasusnya, mulai dari problematika urusan asmara (cinta dan pacar), konflik dengan orangtua, kehilangan sahabat atau orang yang dicintai, sentimen dengan dosen, kurang fokus dalam perkuliahan dan sebagainya. belum lagi masalah dengan lingkungan dan interaksi sosialnya.
para remaja yang memang memiliki karakteristik "pen-debat" dan "gue gitu loh..!" seringkali menyikapi keadaan sekitarnya secara frontal dan bersikap sebagai pihak oposisi. menganggap diri sebagai orang yang paling benar meski kadang jauh di dalam hati mereka seringkali membenarkan orang-orang sekitarnya yang mereka anggap sebagai pihak lawan / oposisi. karena gengsi dan harga diri yang seolah dipertaruhkan maka mereka tetap berada pada keteguhan pendiriannya. itulah remaja. dan mahasiswa saya yang memang rata-rata berada pada tahap perkembangan remaja seringkali mengalami masalah seperti itu.
saya sendiri yang baru hitungan bulan belajar sebagai dosen dalam artian pengajar dan pendidik, lebih menganggap peserta didik sebagai adik atau kawan saya. karena dari segi usia saya dengan kebanyakan mahasiswa saya hanya berbeda beberapa tahun saja, seperti adik saya sendiri. beberapa malah ada yang seumuran dan lebih tua dibanding saya. makanya istilah yang kemudian saya ciptakan sendiri adalah "dosen sama dengan sahabat". karena proses pembelajaran kalau dilaksanakan bersama seorang sahabat akan terasa lebih indah dan memberi kesan kan?? dari pada musti belajar dalam situasi yang formil dan kaku.yah, dosen memang bukan profesi yang hanya berkutat pada urusan pengajaran. kadang kita juga beperan sebagai sahabat untuk mahasiswa kita tentunya dengan tidak mengurangi wibawa kita sebagai sang guru bagi mereka tapi dengan begitu juga bukan berarti kita berperan sebagai seorang yang maha tau segalanya. kata sahabatlah yang rasanya cocok untuk kita dalam kondisi seperti ini. kondisi dimana ada mahasiswa kita yang butuh perhatian khusus [bimbingan] dari kita_dosennya. seperti mahasiswa yang diatas saya bicarakan. disaat dia frustasi dengan IP anjlok sampai 1 koma sebagai seorang dosen bukan berarti kita membiarkannya atau malah memarahainya dan terus menekannya dengan doktrin2 yang gak penting banget seperti kebanyakan dosen [yang sering saya temui waktu di bangku kuliah]. justru disaat seperti itulah mahasiswa benar-benar perlu mentor dan sahabat yang bisa membangkitkan kembali semangat dan motivasi belajarnya. dan membantu membawanya keluar dari masalah itu dengan membimbing mencarikan solusinya. dengan begitu si mahasiswa juga merasa dihargai dan disayangi, bukan malah merasa diacuhkan dan dikecilkan artinya. setidaknya itu yang saya rasakan dari sudut pandang saya sebagai seorang mahasiswa yang tidak terlalu cerdas dan sebagai dosen junior yang masih hijau.wallahu'alam.

Wednesday, March 11, 2009

profesi paling menyenangkan --> sopir taxi
1. bisa jalan-jalan terus setiap hari
2. gak panas, secara selalu pake AC [gak kaya di patas]
3. risiko kerjaan gak gede. yang penting mahir dalam otomotif dan selalu sedia golok [untuk jaga2]
4. ...

ingin menjadi psikolog

saya kenal dengan beberapa psikolog. beberapa diantaranya adalah dosen saya untuk mata kuliah psikologi. beberapa yang lain kenal secara kebetulan. tidak berlebihan rasanya jika saya katakan kalau mereka wise_bijaksana. layaknya konsultan, sebagai orang yang bertugas memberikan solusi mereka selalu melihat segala persoalan dari berbagai sudut pandang. meski dengan caranya masing-masing. tergantung karakter mereka. tapi yang jelas mereka orang-orang yang selalu bisa pada bisa selalu ada dalam setiap keadaan.
dulu saya tidak pernah berfikir untuk menjadi psikolog. saya fikir menjadi psikolog kurang menjanjikan dari segi income. saking bodohnya saya waktu itu. tapi sekarang saya merasa sangat menyenangkan mempelajari karakter, persoalan-persoalan, dan membantu untuk memecahkan persoalan orang lain tersebut. paling tidak itu definisi saya yang bukan mahasiswa psikologi untuk tugas dan kerjaan seorang psikolog.
Bravo untuk seluruh rekans psikolog!!

no label

AKU bangun dari mimpi indah
disana engkau menyapaku hangat
memberi senyuman
dan menjemputku bersamamu
tidak ingin kusudahi semua itu
tapi pagi tetap membangunkanku
mungkin isyarat dari sang Khalik
untuk tetap sendiri
dulu
BUNGA itu hanya sendiri di pohonnya
ia merah mulai merekah
wangi menyibak kalbu para penikmatnya
ia tetap disana menghadap pada matahari
bukan yang lain
meski seperti sedang tersenyum, ia tidak tersenyum
ia hanya melihat mereka
menanti untuk dipetik
kemudian ditaruh kedalam pot cantik istimewa